Tahun Baru...??? Apa arti sebenarnya?
Bisa dihitung dengan jari, berapa jam lagi tahun ini akan berganti.
Manusia di berbagai negeri sangat antusias menyambut perhelatan yang hanya setahun sekali ini.
Hingga walaupun sampai lembur pun, mereka dengan rela dan sabar menunggu pergantian tahun.
Terompet yang sudah disiapkan untuk ditiup dengan sorak sorai dan gemuruh.
Moment pergantian tahun begitu sangat dinantikan oleh setiap orang. Tak jarang diantara mereka yang menyambutnya dengan berpesta ria, meniup terompet di detik-detik terakhir pergantian tahun dan lain-lain. Seakan moment tahun baru merupakan moment istimewa yang tak boleh terlewatkan. Bagaimanakah dengan Sahabat?
Ingatkah kita bahwa hidup ini hanya selayang pandang? Bahkan hanya sesingkat kilat.
Sehingga kita harus memanfaatkan waktu yang tersisa. Apakah sudah siap kita dijemput oleh Sang Pencipta??
Nah... Kalo belum siap kenapa kita tidak menyiapkannya dengan ibadah???
Bahkan Rasulullah pun bersabda terkait dengan umur manusia.
“Umur umatku antara 60 sampai 70 tahun”. (HR. Turmudzi).
Daripada merayakan tahun baru dengan berpesta pora, hendaknya kita isi hari-hari kita dengan dzikir dan takhmid kepada Allah, agar hari esok selalu lebih baik dari hari ini. Melakukan tafakur panjang, sangat dianjurkan sebagai bahan renungan dan cermin terhadap eksistensi kita dalam menjalankan dan menegakan syariat Islam selama satu tahun. Mencoba mengingat balik amalan ibadah yang telah kita lakukan selama ini, sudah baikkah kuantitas ibadah kita ? Berapa umur kita sekarang? Masihkah kita bisa menikmati kehidupan untuk satu tahun yang akan datang? Karena setiap waktu bergulir, maka jatah hidup kita pun berkurang.
Jadi, mari kita bersama-sama memanfaatkan waktu yang tersisa dan meningkatkan kuantitas ibadah kita kepada Allah Swt.
Menjadikan momentum tahun baru untuk mengingat mati. Bayangkan dan renungkan! Bekal apa yang sudah kita
persiapkan untuk kehidupan diakhirat nanti. Apakah kita akan dimasukan kedalam golongan yang menempati Surga-Nya ataukah nerakaNya? Sudah cukupkah bekal kita ? Sahabatku, selagi masih ada waktu mari kita berbenah diri sebelum semuanya menjadi terlambat. ?
Manusia di berbagai negeri sangat antusias menyambut perhelatan yang hanya setahun sekali ini.
Hingga walaupun sampai lembur pun, mereka dengan rela dan sabar menunggu pergantian tahun.
Terompet yang sudah disiapkan untuk ditiup dengan sorak sorai dan gemuruh.
Moment pergantian tahun begitu sangat dinantikan oleh setiap orang. Tak jarang diantara mereka yang menyambutnya dengan berpesta ria, meniup terompet di detik-detik terakhir pergantian tahun dan lain-lain. Seakan moment tahun baru merupakan moment istimewa yang tak boleh terlewatkan. Bagaimanakah dengan Sahabat?
Ingatkah kita bahwa hidup ini hanya selayang pandang? Bahkan hanya sesingkat kilat.
Sehingga kita harus memanfaatkan waktu yang tersisa. Apakah sudah siap kita dijemput oleh Sang Pencipta??
Nah... Kalo belum siap kenapa kita tidak menyiapkannya dengan ibadah???
Bahkan Rasulullah pun bersabda terkait dengan umur manusia.
“Umur umatku antara 60 sampai 70 tahun”. (HR. Turmudzi).
Daripada merayakan tahun baru dengan berpesta pora, hendaknya kita isi hari-hari kita dengan dzikir dan takhmid kepada Allah, agar hari esok selalu lebih baik dari hari ini. Melakukan tafakur panjang, sangat dianjurkan sebagai bahan renungan dan cermin terhadap eksistensi kita dalam menjalankan dan menegakan syariat Islam selama satu tahun. Mencoba mengingat balik amalan ibadah yang telah kita lakukan selama ini, sudah baikkah kuantitas ibadah kita ? Berapa umur kita sekarang? Masihkah kita bisa menikmati kehidupan untuk satu tahun yang akan datang? Karena setiap waktu bergulir, maka jatah hidup kita pun berkurang.
Jadi, mari kita bersama-sama memanfaatkan waktu yang tersisa dan meningkatkan kuantitas ibadah kita kepada Allah Swt.
Menjadikan momentum tahun baru untuk mengingat mati. Bayangkan dan renungkan! Bekal apa yang sudah kita
persiapkan untuk kehidupan diakhirat nanti. Apakah kita akan dimasukan kedalam golongan yang menempati Surga-Nya ataukah nerakaNya? Sudah cukupkah bekal kita ? Sahabatku, selagi masih ada waktu mari kita berbenah diri sebelum semuanya menjadi terlambat. ?
Komentar
Posting Komentar